Jumat, 28 Oktober 2022

Laporan Perjalanan Pendakian Gunung Kerinci Via Sungai Penuh - Kayu Aryo - Kersik Tuo


Laporan Perjalanan Kegiatan

 

Tempat

Gunung Kerinci Via Sungai Penuh – Kayu Aro – Kersik Tuo

Waktu

Hari

Jum’at - selesai

Tanggal

1 April 2022 - selesai

Jam

13.30 WIB - selesai

Biota

Fauna: Harimau Sumatera

Anggaran Biaya

Transportasi

Untuk ke Kersik Tuo, dapat turun di Padang atau Jambi, terserah hasrat. Umumnya, angkutan umum yang melalui Gunung Kerinci ialah bis atau travel jalur Sungai Penuh - Padang.

Simaksi

Rp 20.000 untuk weekday

Rp 25.000 untuk weekend

CP Base Camp

085367588494 (Mas Lihun - penjaga)

Aturan yang berlaku

  1.       Saat turun malam hari usahakan ramai-ramai terutama ketika              melewati pos 3
  2.       Waspadalah pada tanda-tanda kemunculan harimau Sumatra
  3.       Sebaiknya tidak camp di pos 1-3 karena di pos ini menjadi jalur          lewat harimau Sumatra

Perjalanan Kegiatan

Sumber Dok: Manusia lembah.com

Gunung ini terletak di provinsi Jambi, ada 2 jalur pendakian kebetulan kami memilih via sungai penuh - kayu aro - kersik tuo. Perjalanan dari Bandar Lampung sampai di bc yg terletak di kersik tuo tersebut memerlukan waktu 31 jam (darat) sudah include dengan istirahat dijalannya sedangkan waktu pendakian disarankan adalah 3 hari 2 malam dan tim kami mengikuti prosedur tersebut. Tim kami berjumlah 8 orang termasuk saya dan kami bekerjasama dengan akamsi yg kebetulan beliau aktif di kerinci trek indonesia yg bertugas sebagai guide sekaligus porter barang kelompok. Treknya dibagi menjadi pos 1 (bangku panjang) - pos 2 (batu lumut) - pos 3 (pondok panorama)

(Trek awal pendakian)

Sumber Dok: Manusia lembah.com

 

 Dilanjutkan ke shelter 1 - shelter 2 - shelter 3 - summit.

(Shelter 1)

Sumber Dok: Manusia lembah.com

 

(Trek ke Shelter 3)
Sumber Dok: Manusia lembah.com

 (Shelter 3)

Sumber Dok: Manusia lembah.com

Pendakian hari pertama kami bermalam di shelter 1 kemudian paginya kami lanjutkan perjalanan sampai shelter 3 untuk bermalam disana dan kurang lebih pukul 4 dini hari kami summit attack dan Alhamdulillah diberi kelancaran.

(Trek ke Puncak)

Sumber Dok: Manusia lembah.com

Tambahan: Gunung ini berada di daerah kalianda Lampung Selatan. Bila ingin mendaki start dari daerah  pesisir laut gunung ini bisa menjadi pilihan ada 5 pos. Pos 1 ada mata air dan diwajibkan membawa air dari pos ini sesuai kebutuhan kita dikarenakan tidak ada lagi mata air selanjutnya, waktu tempuh standar dari basecamp - puncak 7 jam. Tapi saya  start dari jam 13.30 WIB dan sampai pos 5 (pos terakhir sebelum puncak dan biasanya digunakan untuk camp) pukul 22.30 WIB (9 jam).

Dokumentasi



Pengalaman perjalanan oleh: Kang Koko “Poex”

Penulis: Kang Koko “Poex”

Editor: Maul “Belang” dan Saben “Gading” 

Jumat, 21 Oktober 2022

Sejarah Panjat Tebing

Pada tahun 1910 kegiatan panjat tebing mulai dikenal pertama kali di kawasan Eropa, tepatnya di pegunungan Alpen, sebelum PD I di Austria. 
Namun di Indonesia panjat tebing dikenal sejak tahun 60`an dimana berdiri beberapa perkumpulan/kelompok Pecinta Alam. 
Tahun 1975 kegiatan panjat tebing sudah secara utuh dan tersendiri. Waktu itu beberapa orang yang sekarang dikenal sebagai tonggak kebangkitan Panjat Tebing Indonesia antara lain Harry Suliztiarto, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu dan Deddy Hikmat mulai latihan di tebing Citatah, Jawa Barat. 

Tahun 1988 Kantor Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) mengundang 3pemanjat profesional Perancis yaitu; Patrick Bernhault, Jean Baptise Tribout dan Corrine Lebrune serta seorang instruktur Teknis Panjat Tebing Jean Harau yang kemudian memunculkan inspirasi untuk mendirikan FPTGI.

Lalu pada tahun 1992 FPTGI kemudian berubah nama hanya menjadi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dan FPTI diakui menjadi anggota Union Internationale des Assosiations d`Alpinisme (UIAA) yang mewadahi organisasi panjat tebing dan gunung internasional. UIIA merupakan organisasi olahraga dunia yang bertanggung jawab pada semua kegiatan olahraga dunia termasuk Olimpiade. 

Pada tahun 1994 secara resmi FPTI diakui sebagai induk olahraga panjat tebing oleh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Tidak lama setelah itu Olahraga Panjat Tebing diikutkan dalam PON.