Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olahraga alam bebas yang termasuk dalam bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-tenik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45 derajat dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu. Dimana seseorang akan memanjat, turun atau melintasi formasi batuan alami atau dinding batu buatan, yang secara fisik dan mental menuntu kekuatan, ketahanan, kelincahan, dan keseimbangan dengan control mental.
Di indonesia sendiri panjat tebing terbagi menjadi 2 kategori yaitu tebing
alam dan tebing buatan. Panjat tebing
buatan sendiri dapat dilakukan di dinding buatan. Dalam kegiatan panjat tebing, seorang
pemanjat tebing harus mengetahui alat-alat panjat tebing dan teknik-teknik
dasar pemsangan alat-alat panjat untuk menghindari kecelakaan. Adapun beberapa
peralatan yang dapat digunakan dalam kegiatan panjat tebing yaitu ; tali
caramantel, figure eight, carabiner, tali webbing, harnest, helm, bubuk
magnesium, dll. Selain alat-alat yang
harus disiapkan, latihan fisik dan teknik dasar dalam panjat tebing harus lebih
dipahami kembali.
Bagi seorang mapala kegiatan panjat tebing menjadi salah satu olahraga alam
bebas yang paling banyak diminati dan dapat juga melatih skil seorang mapala.
Selain itu kegiatan ini juga memiliki banyak manfaat antara lain :
- Membentuk otot dan ketahanan tubuh
- Meningkatkan fungsi otak
- Menghilangkan stres
- Mengajarkan keterampilan hidup yang
berharga
- Menawarkan variasi workout yang tidak
membosankan
- Meningkatkan jiwa sosial
Dalam perkembangannya, panjat tebing kini dijadikan sebagai acara tahunan
seperti pengibaran bendera dalam rangka memperingati hari kemerdekaan
Indonesia. Tebing Sepikul yang memiliki ketinggian kurang lebih 450
meter, terletak di desa Watuagung, kecamatan Watulimo, Trenggalek, Jawa Timur
selalu menjadi tempat untuk melakukan pengibaran bendera oleh pemanjat tebing
maupun organisasi pencinta alam. Pengibaran bendera dilakukan pada ketinggian
kurang lebih 230 meter karena, pada ketinggian tersebut terdapat teras yang
menjadi tempat yang sangat ideal untuk melakukan pengibaran bendera.