Minggu, 13 Februari 2022

Laporan Perjalanan Kegiatan Pendakian Gunung Burangrang 2022



 

Tempat

 Gunung Burangrang, Lembang

 

Waktu

Hari

 Sabtu s/d Minggu

Tanggal

 15 – 16 Januari 2022

Jam

 06.00 s/d selesai

Biota

 -

 

 

 

Anggaran

Biaya

Transportasi

 Rp 10.000,00/motor

Total : RP 40.000,00

Konsumsi

 Rp 280.000,00

Simaksi

Tiket  : Rp 15.000,00/orang

Parkir : Rp 10.000,00/motor

Total  :Rp 160.000,00

Dll

 -

Total

Rp 450.000,00

Catatan : Anggaran biaya dibagi oleh 8 orang pendaki

CP Base Camp

 085794330717 ( Pak Upayayah )

Aturan yang

berlaku

1.      Tidak boleh membawa barang yang berbahaya dan membahayakan pendaki lain

2.      Tidak boleh membuang sampah sembarangan dan merusak kelestarian lingkungan sekitar gunung burangrang.

Perjalanan

Kegiatan

      Perjalanan ke Gunung Burangrang dilakukan untuk memenuhi salah satu tahapan untuk menjadi anggota penuh yang mempunyai arti untuk menjaga kekompakan, solidaritas dan rasa kekeluargaan antar anggota.  Dalam melakukan perjalanan ke gunung burangrang hal pertama yang dilakukan yaitu menentukan jalur pendakian gunung burangrang. Terdapat 8 anggota muda rattle snake yang terdiri dari 3 orang laki laki  5 perempuan untuk melakukan pendakian ke Gunung Burangrang, kami memilih jalur pendakian via Legok Haji.

     Sabtu, 15 januari 2022 8 anggota muda rattle snake berkumpul di Masjid Istiqlal jam 06.00 untuk melakukan segala persiapan dan dokumentasi sebelum berangkat. Setelah semua sudah siap kami memulai perjalanan menggunakan transportasi motor pada jam 06.10. Perjalanan menuju Legok Haji menghabiskan waktu sekitar 1 jam 7 menit, diperjalanan suasana jalan tidak terlalu ramai karena masih pagi hari, cuaca yang mendukung serta udara yang segar menyertai perjalanan ini. Suasana mulai ramai pada saat melewati pasar parongpong, banyak warga yang sudah mulai beraktivitas di pasar.

      Pada jam 07.17 kami sudah sampai di Legok Haji, kami beristirahat sebentar dan melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian. Sekitar jam 07.50 ketika semua sudah siap, kami melakukan pendakian ke pos 1 , perjalanan di pos 1 keadaan jalan masih bisa didaki dan tidak ada hambatan, kami beberapa kali beristirahat sebentar untuk minum dan mengobrol sebentar. Pada jam 08.20 kami sampai di pos 1 menghabiskan waktu 30 menit untuk sampai di pos 1. Kami beristirahat sebentar dan melakukan dokumentasi, di pos 1 terdapat sebuah plang bertulis ‘ POS 1’ dan terdapat 2 bangku kayu. Setelah semua di rasa sudah bisa melakukan pendakian kembali, kami melakukan perjalanan pada pukul 08.25 untuk ke pos 2, pada saat diperjalanan medan menuju pos 2 sudah mulai terjal dan agak curam maka dari itu kita beristirahat sebentar karena salah satu saudara kami ada yang sakit.

       Pada pukul 08.29 kami melakukan perjalanan kembali menuju pos 2, keadaan medan masih terjal dan curam sehingga menghambat untuk pendakian dengan keadaan kami yang sudah mulai lelah. Berselang waktu 12 menit kami pun sampai di pos 2 pada pukul 08.45, di pos 2 terdapat bangku 3 lalu terdapat plang yang bertuliskan ‘POS 2’ dan terdapat beberapa orang lain yang sedang beristirahat juga. Kami melakukan dokumentasi kembali dan beristirahat sebentar. Pukul 08.49 kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Pos 3. Selama perjalanan kami mengobrol untuk menghilangkan rasa lelah. Keadaan jalan masih terjal dan curam untuk mendaki dan rimbunya gunung burangrang membuat suasana menjadi adem dan sejuk. Pukul 09.10 kami pun beristirahat sekedar duduk untuk mencharger kembali energi untuk melakukan pendakian, Sekitar pukul 09.12 kami melanjutkan perjalanan kembali dengan keadaan medan masih terjal dan curam lalu ada beberapa jalan yang tergenang air sehingga jalan menjadi licin. Pukul 09.23 kami pun sampai di pos 3 , di pos 3 tidak terdapat bangku hanya saja terdapat plang bertuliskan ‘POS 3’ dan dahan pohon seperti habis tumbang, di pos 3 kami pun beristirahat dan melakukan sebuah dokumentasi.

       Pukul 09.31 kami mulai kembali melanjutkan perjalanan menuju pos 4, sekitar jam 09.40 kami melakukan istirahat sekedar duduk dan mengobrol sebentar. Pukul 09.43 kami melanjutkan perjalanan kembali, selang 17 menit kami pun sampai di pos 4. Pukul 10.20 melanjutkan perjalanan kembali untuk sampai di puncak Gunung Burangrang, menghabiskan waktu sekitar 1 jam 15 menit kami pun sampai di puncak burangrang. Pada saat dipuncak Gunung Burangrang kami pun meletakan semua alat yang dibawa untuk melakukan ISHOMA. Setelah semua sudah beres ISHOMA kami pun bersiap dan merapihkan perlengkapan untuk melanjutkan perjalanan turun kebawah. Sebelum turun ke bawah tidak lupa kami melakukan sesi dokumentasi.

     Pukul 13.15 kami melanjutkan perjalanan untuk turun kebawah, sekitar pukul 13.51 kami pun melakukan istirahat untuk minum dan duduk sebentar. Melanjutkan perjalanan hingga sampai di Pos 4 pada pukul 14.05 kami pun melakukan istirahat kembali dan duduk sebentar, pukul 14.30 kami pun sampai di POS 3 dan melanjutkan perjalanan. Pukul 15.02 kami sampai di POS 2 , dan melanjutkan perjalanan kembali pada 15.06. Sekitar pukul 15.17 kami pun sampai di POS 1 , melakukan dokumentasi dan duduk sebentar. Tidak terasa pada pukul 15.37 kami pun sudah kembali lagi di basecamp Gunung Burangrang.

     Sekitar pukul 18.00 kami pun melakukan persiapan untuk sholat dan membuat tenda, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ada yang membuat tenda dan masak untuk makan malam. Pukul 20.00 kami pun melakukan makan bersama dan sharing-sharing serta evaluasi selama di perjalanan. Selesai sharing pada pukul 23.30 dikarenakan cuaca sudah mulai dingin dan sudah mulai larut. Sebelum melakukan tidur kami melakukan upgrading antar anggota, upgrading dilakukan dengan menceritakan kelebihan dan kekurangan serta perubahan antar anggota. Upgrading selesai pada pukul 00.10, kami pun semua sudah mulai ngantuk dan persiapan untuk tidur


Kamis, 10 Februari 2022

Mengapa Harus Ada DIKLATSAR Bagi MAPALA?


    Diklatsar merupakan singkatan dari Pendidikan dan Latihan Dasar. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan mendidik dasar-dasar pengetahuan dan kemampuan anggota atau calon anggota pada suatu organisasi atau komunitas. Bagi organisasi atau komunitas penggiat alam bebas, Mapala memang memiliki metode khusus pada pelaksanaan diklatsar yang bahkan mirip dengan pendidikan militer. Hal ini dikarenakan anggota di organisasi tersebut harus ditempa sedemikian rupa supaya memiliki fisik yang kuat, mental yang tangguh dan pengetahuan yang mumpuni karena kemampuan-kemampuan tersebut sangat dibutuhkan saat berkegiatan di alam bebas dan organisasi. 

    Pada kegiatan diklatsar peserta biasanya dberikan ‘doktrin’ mengena loyalitas dan solidaritas. Bayangkan jika setiap anggota tidak memiliki loyalitas dan solidaritas, mungkin organisasi tersebut tidak akan berkembang bahkan punah. Dalam Mapala memang dibutuhkan rasa solidaritas yang tinggi karena mereka sering melakukan kegiatan di alam bebas. Dalam keadaan sulit, jati diri setiap manusia akan terlihat. Jika solidaritas tidak dilatih maka kita bisa semakin terpuruk dalam kesulitan. Diklatsar biasanya dilakukan di gunung dan hutan atau alam terbuka untuk melatih mental dan fisik para pesertanya. Hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa Mapala biasanya sangat tangguh di lapangan. Mereka dilatih untuk harus bisa menghadapi kehidupan di alam bebas.

    Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam sebelum melaksanakan kegiatan Diklatsar antara lain: 
1. Faktor kemampuan fisik siswa Pendataan terhadap kondisi fisik sebelum pelaksanaan diklatsar wajib dilakukan. Saat kegiatan berlangsung, siswa boleh dipush kemampuan fisiknya hingga melampaui batas mereka, namun panitia harus selalu waspada pada gejala-gejala di kondisi fisik siswa. 
2. Faktor kondisi alam Sebelum pelaksanaan diklatsar, panitia harus memastikan lokasi kegiatan aman dan dikuasai. Panitia harus benar-benar melakukan survey secara matang dan memastikan setiap sesi yang dijalani oleh para siswa tidak membahayakannya. Kontur, jalur perjalanan, kondisi cuaca, jalur evakuasi dan lainnya harus diperhatikan dengan baik. 
3. Faktor pendidik dan materi pendidikan Sesuai dengan nama kegiatannya, maka harus sangat diperhatikan siapa dan bagaimana pendidiknya, serta apa dan bagaimana materi pendidikannya. Dalam kegiatan Diklatsar, pendidik, pemateri atau instrukstur haruslah orang-orang yang benar-benar kompeten dalam bidangnya masing-masing. 
4. Faktor non teknis Faktor non teknis ini bisa berupa hal-hal yang berkaitan dengan administrasi dan perizinan. Hal ini biasanya kurang diperhatikan, namun tetap tidak boleh ditinggalkan.

    Diklatsar merupakan kegiatan penting yang harus diadakan dengan prosedur yang harus benar-benar dipatuhi oleh semua anggota dan panitianya. Skema acara yang disusun haruslah tepat. Adanya tim medis, tim psikolog dan anggota lain sesuai divisinya sangatlah diperlukan dalam kegiatan Diklatsar ini. Jika ada kekhawatiran mengenai kemungkinan buruk yang akan terjadi saat diklatsar, maka sebaiknya yang diperbaiki adalah sistem dan kurikulumnya, bukan menghilangkan kegiatan diklatsarnya atau bahkan menghapuskan organisasinya.