Laporan
Perjalanan Rattle Snake Ke Gunung Burangrang
Gunung
Burangrang merupakan sebuah gunung api mati yang terdapat di pulau Jawa,
Indonesia. Gunung Burangrang mempunyai ketinggian setinggi 2.050 mdpl atau
sekitar 6.000 kaki. Gunung ini merupakan salah satu sisa dari hasil letusan
besar Gunung Sunda di Jaman Prasejarah. Gunung Burangrang bersebelahan dengan
Gunung Sunda. Gunung Burangrang mempunyai kawasan hutan bukit, hutan
Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung
Burangrang sering dijadikan ajang tempat para Pecinta Alam untuk melaksanakan
pendidikan dan latihan dasar kepecintaalaman, selain di Gunung Burangrang ada
pula tempat lain yang merupakan bagian dari Gunung Burangrang yakni Situ
Lembang, daerah ini termasuk daerah militer di bawah Komando Pusdikpasus.
Letak
dari Gunung Burangrang sendiri tepatnya di Desa Sadang Mekar Kecamatan Cisarua,
Bandung Utara. Untuk melakukan pendakian, Gunung Burangrang memiliki banyak
jalur untuk menuju puncak, dan salah satu yang paling terkenal adalah rute
pendakian ke puncak gunung ini via legok haji, jalur komando, atau via
Purwakarta.
Kami melakukan perjalanan ke Gunung Burangrang via Legok Haji. Sekitar pukul
05:00 WIB kami berkumpul di Masjid Al-Istiqlal untuk
melakukan persiapan sebelum perjalanan
dimulai. Setelah merasa semuanya sudah siap, kami memulai perjalanan pada pukul
05:20 WIB. Transportasi yang kami gunakan untuk sampai ke lokasi yaitu
menggunakan angkutan kota (angkot) yang sudah di sewa. Perjalanan untuk sampai
ke lokasi membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Perjalanan dimulai dari masjid
Al-Istiqlal menuju Jl. Aruman kemudian ada pertigaan melewati SDN Cibabat.
Setelah itu melewati jalan pesantren ke arah kantor pemkot. Perjalanan ke arah
Lembang/Cisarua kemudian ada perempatan belok kanan, lurus ke arah
Lembang/Cisarua di sebelah kiri jalan ada makam kristen, beberapa meter setelah
itu terdapat Kabuci di kanan jalan kondisi jalanan pun mulai menanjak. Kemudian
kita melewati Jl.Kolonel Masturi 591, kondisi jalan disini menanjak dan
berkelok, jadi harus berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan. Setelah
perjalanan selama 12 menit dari Kabuci, kita sampai di Pasar Parongpong.
Suasana disana sangat ramai karena masih pagi dan banyak orang yang belanja
membuat kondisi jalan sedikit macet. Setelah melewati keramaian di Pasar
Parongpong kita menuju Desa Sadang Mekar, jalannya licin karena habis hujan,
sempit, banyak rumah warga, di sepanjang jalan banyak terdapat tanaman warga
sekitar. Tanaman-tanaman tersebut memang sengaja ditanam karena warga disana
mayoritas bekerja sebagai petani. Sekitar pukul 06:07 kita sampai di tempat
terakhir yang bisa ditempuh dengan angkot. Kami harus melanjutkan perjalanan
dengan jalan kaki untuk sampai ke pos simaksi, dimana pos tersebut sebagai
tempat untuk mulai mendaki.
Pada
pukul 06:20 WIB kami tiba di Pos Simaksi. Disana terdapat tempat penitipan
motor para pendaki, toilet, mushola, dan warung makan. Sesampainya disana, kita
melapor bahwa akan melaksanakan kegiatan memuncak pada hari itu dan turun pada
hari itu juga. Kita pun menanyakan kepada warga bagaimana kondisi jalur dan
cuaca, serta menanyakan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan saat pendakian
berlangsung. Kondisi jalur disana sedikit basah dan licin dikarenakan habis
hujan deras. Hal-hal yang dilarang yaitu tidak boleh berbicara sembarangan,
tidak boleh membawa jimbe, dan tidak boleh buang air kecil di botol. Jikalau
terjadi sesuatu saat perjalanan kita bisa menghubungi nomor yang diberikan oleh
warga disana. Setelah selesai melapor dan mencari informasi, kita berdoa dan
bersiap untuk mulai pendakian.
Pada
pukul 07:00 WIB kami memulai pendakian dari Pos Simaksi. Jalur yang kami
gunakan yaitu jalur Legok Haji. Pada awal pendakian, kondisi medan yang dilalui
sedikit licin dan basah karena habis hujan. Hutan pinus dan semak belukar
sepanjang 2 kilometer jadi etape pertama yang bisa dilahap pendaki sebagai
pemanasan sebelum trek menanjak yang sesungguhnya. Ada informasi penting yang
harus diperhatikan jika ingin muncak di Gunng Burangrang yaitu walaupun tinggi
Gunung Burangrang hanya 2.050 mdpl, Burangrang termasuk gunung yang tidak ramah
untuk pemula. Sebaiknya pendaki menggunakan celana dan kaos panjang serta
penutup kepala, sebab banyak tanaman berduri tajam dan gatal di trek awal. 15
menit pertama membuat nafas kami terengah engah karena memang merupakan awal
penyesuaian jika dalam perjalanan ke gunung,meskipun di awal memang trek tidak
terlalu menanjak. Beberapa menit kemudian mulailah kami bertemu dengan trek
yang lumayan menanjak dan licin ditambah lagi di kanan kiri kami terdapat banyak
tumbuhan berduri yang sedikit menghalangi dan mempersempit jalan. Setelah
melewati tumbuhan berduri kami di suguhkan jalan tanah seperti lorong dengan dikelilingi
tumbuhan yang masih rimbun dilanjutkan dengan trek yang lumayan curam dan
berakar . Akhirnya pukul 7:36 kami pun sampai di pos 1 dan beristirahat beberapa
menit.
Setelah beristirahat di pos 1 kami melanjutkan
perjalanan pukul 7:37 dengan medan yang mulai berubah. Pada pukul 7:42 baru
saja memulai perjalanan teman kami ada yang terpeleset medan yang awalnya dikelilingi rumput dan alang alang kini mulai di penuhi pohon-pohon yang besar
juga medan yang awalnya masih landai berubah agak berundak, dan ada medan tanah
dan berakar karena terkena hujan semalam jadi licin jadilah teman kami ada yang
terpeleset. Di perjalanan pukul 7:49 kami memutuskan untuk beristirahat selama 2
menit diiringi dengan candaan dan tawa agar melepas lelah kemudian perjalanan di
lanjutkan pada pukul 7:41 kami kembali berjalan menyusuri medan berakar dan
banyak daun-daun kering yang jatuh di sela perjalanan. Pukul 7:52 teman kami
ada yang merasa sakit perut kemudian ia meminum obat agar tidak terlalu
sakit dan bisa berjalan. Kami pun berjalan kembali pada pukul 7:55 dengan jalan
tidak terlalu terburu-buru, kami berjalan santai karena ada beberapa teman kami
yang merasa kelelahan ditambah medan yang mulai menantang kaki agar naik lebih
tinggi lagi. Setelah berjalan sekitar 9 menit pada pukul 8:04 kami akhirnya
sampai di pos 2.
Pada pukul 08.04 kami sampai di pos 2. Ciri dari pos 2 sendiri
adalah adanya batang pohon yang biasa kami gunakan untuk duduk beristirahat.
Perjalanan pos 2 ke pos 3 kami tempuh dengan waktu 44 menit dengan dua kali
istirahat. Kondisi jalan setelah melewati pos 2 itu semi merundak. trek nya kebanyakan
masih tanah, dan ada sedikit akar. Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 mulai menguras
tenaga karena trek nya semakin menanjak, sehingga kami pun memutuskan untuk istirahat
sebanyak dua kali dengan melihat kondisi anggota yang lain. Terkadang, ada beberapa
tanah dan akar yang basah sehingga membuat pijakan sedikit licin saat kami
melewatinya. Setelah 44 menit, kami pun sampai di pos 3.
Pos 3 ini terletak dibawah akar yang besar, sehingga saat
kami akin melewati pos 3, kami harus memanjat akar tersebut dengan kondisi akar
yang sedikit basah sehingga sedikit licin saat dilewati. Setelah menempuh perjalanan
cukup lama dari pos 3 menuju pos 4 dengan jangka waktu 1 jam 28 menit. Sampailah kami di pos 4. Di pos 4 kami menemukan
banyak pendaki lain yang beristirahat sambil menunggu kita naik dikarenakan jalan
yang cukup sempit, kami juga melakukan peristirahatan selama 2 menit setelah melewati
pos 4.
Kami pun sampai di pos 4. Di pos
4 bisa mendirikan tenda tetapi mungkin hanya cukup untuk 1 tenda saja. Tidak
ada jalan yang landai setelah pos 4. Banyak tanjakan-tanjakan yang curam
setelah jalan dari pos 4. Hal tersebut akan menguras tenaga lebih banyak lagi.
Walaupun malam hari hujan, tetapi jalur tidak terlalu licin. Sekitar 30-40
menit jalan sudah mulai landai dari jalur sebelumnya. Tanjakan tidak terlalu curam dan ukuran
jalurnya jadi lebih kecil bahkan ada beberapa jalur yang hanya muat untuk 1
orang saja. Sudah hampir sampai puncak jalur menanjak tapi tidak terlalu curam.
Sampai di puncak pukul 10:40 WIB. Area Puncak tidak terlalu luas hanya bisa mendirikan
1-2 tenda kapasitas 4 orang. Di sebelah Puncak lebih turun sedikit ada area
untuk mendirikan tenda atau biasa disebut dengan Puncak Bayangan.
Area di sana lebih luas dari pada yang di Puncak.
Pendakian pada : November 2019
Pendakian oleh : Angkatan Puspa Nirmala
DPH BB-PN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar