Minggu, 15 Maret 2020


Laporan Perjalanan Rattle Snake Ke Gunung Burangrang

Gunung Burangrang merupakan sebuah gunung api mati yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Burangrang mempunyai ketinggian setinggi 2.050 mdpl atau sekitar 6.000 kaki. Gunung ini merupakan salah satu sisa dari hasil letusan besar Gunung Sunda di Jaman Prasejarah. Gunung Burangrang bersebelahan dengan Gunung Sunda. Gunung Burangrang mempunyai kawasan hutan bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung Burangrang sering dijadikan ajang tempat para Pecinta Alam untuk melaksanakan pendidikan dan latihan dasar kepecintaalaman, selain di Gunung Burangrang ada pula tempat lain yang merupakan bagian dari Gunung Burangrang yakni Situ Lembang, daerah ini termasuk daerah militer di bawah Komando Pusdikpasus.

Letak dari Gunung Burangrang sendiri tepatnya di Desa Sadang Mekar Kecamatan Cisarua, Bandung Utara. Untuk melakukan pendakian, Gunung Burangrang memiliki banyak jalur untuk menuju puncak, dan salah satu yang paling terkenal adalah rute pendakian ke puncak gunung ini via legok haji, jalur komando, atau via Purwakarta.
 
Kami melakukan perjalanan ke Gunung Burangrang via Legok Haji. Sekitar pukul 05:00 WIB kami berkumpul di Masjid Al-Istiqlal untuk melakukan  persiapan sebelum perjalanan dimulai. Setelah merasa semuanya sudah siap, kami memulai perjalanan pada pukul 05:20 WIB. Transportasi yang kami gunakan untuk sampai ke lokasi yaitu menggunakan angkutan kota (angkot) yang sudah di sewa. Perjalanan untuk sampai ke lokasi membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Perjalanan dimulai dari masjid Al-Istiqlal menuju Jl. Aruman kemudian ada pertigaan melewati SDN Cibabat. Setelah itu melewati jalan pesantren ke arah kantor pemkot. Perjalanan ke arah Lembang/Cisarua kemudian ada perempatan belok kanan, lurus ke arah Lembang/Cisarua di sebelah kiri jalan ada makam kristen, beberapa meter setelah itu terdapat Kabuci di kanan jalan kondisi jalanan pun mulai menanjak. Kemudian kita melewati Jl.Kolonel Masturi 591, kondisi jalan disini menanjak dan berkelok, jadi harus berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan. Setelah perjalanan selama 12 menit dari Kabuci, kita sampai di Pasar Parongpong. Suasana disana sangat ramai karena masih pagi dan banyak orang yang belanja membuat kondisi jalan sedikit macet. Setelah melewati keramaian di Pasar Parongpong kita menuju Desa Sadang Mekar, jalannya licin karena habis hujan, sempit, banyak rumah warga, di sepanjang jalan banyak terdapat tanaman warga sekitar. Tanaman-tanaman tersebut memang sengaja ditanam karena warga disana mayoritas bekerja sebagai petani. Sekitar pukul 06:07 kita sampai di tempat terakhir yang bisa ditempuh dengan angkot. Kami harus melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki untuk sampai ke pos simaksi, dimana pos tersebut sebagai tempat untuk mulai mendaki.

Pada pukul 06:20 WIB kami tiba di Pos Simaksi. Disana terdapat tempat penitipan motor para pendaki, toilet, mushola, dan warung makan. Sesampainya disana, kita melapor bahwa akan melaksanakan kegiatan memuncak pada hari itu dan turun pada hari itu juga. Kita pun menanyakan kepada warga bagaimana kondisi jalur dan cuaca, serta menanyakan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan saat pendakian berlangsung. Kondisi jalur disana sedikit basah dan licin dikarenakan habis hujan deras. Hal-hal yang dilarang yaitu tidak boleh berbicara sembarangan, tidak boleh membawa jimbe, dan tidak boleh buang air kecil di botol. Jikalau terjadi sesuatu saat perjalanan kita bisa menghubungi nomor yang diberikan oleh warga disana. Setelah selesai melapor dan mencari informasi, kita berdoa dan bersiap untuk mulai pendakian.

Pada pukul 07:00 WIB kami memulai pendakian dari Pos Simaksi. Jalur yang kami gunakan yaitu jalur Legok Haji. Pada awal pendakian, kondisi medan yang dilalui sedikit licin dan basah karena habis hujan. Hutan pinus dan semak belukar sepanjang 2 kilometer jadi etape pertama yang bisa dilahap pendaki sebagai pemanasan sebelum trek menanjak yang sesungguhnya. Ada informasi penting yang harus diperhatikan jika ingin muncak di Gunng Burangrang yaitu walaupun tinggi Gunung Burangrang hanya 2.050 mdpl, Burangrang termasuk gunung yang tidak ramah untuk pemula. Sebaiknya pendaki menggunakan celana dan kaos panjang serta penutup kepala, sebab banyak tanaman berduri tajam dan gatal di trek awal. 15 menit pertama membuat nafas kami terengah engah karena memang merupakan awal penyesuaian jika dalam perjalanan ke gunung,meskipun di awal memang trek tidak terlalu menanjak. Beberapa menit kemudian mulailah kami bertemu dengan trek yang lumayan menanjak dan licin ditambah lagi di kanan kiri  kami terdapat banyak tumbuhan berduri yang sedikit menghalangi dan mempersempit jalan. Setelah melewati tumbuhan berduri kami di suguhkan jalan tanah seperti lorong dengan dikelilingi tumbuhan yang masih rimbun dilanjutkan dengan trek yang lumayan curam dan berakar . Akhirnya pukul 7:36 kami pun sampai di pos 1 dan beristirahat beberapa menit.

Setelah beristirahat di pos 1 kami melanjutkan perjalanan pukul 7:37 dengan medan yang mulai berubah. Pada pukul 7:42 baru saja memulai perjalanan teman kami ada yang terpeleset medan yang awalnya dikelilingi rumput dan alang alang kini mulai di penuhi pohon-pohon yang besar juga medan yang awalnya masih landai berubah agak berundak, dan ada medan tanah dan berakar karena terkena hujan semalam jadi licin jadilah teman kami ada yang terpeleset. Di perjalanan pukul 7:49 kami memutuskan untuk beristirahat selama 2 menit diiringi dengan candaan dan tawa agar melepas lelah kemudian perjalanan di lanjutkan pada pukul 7:41 kami kembali berjalan menyusuri medan berakar dan banyak daun-daun kering yang jatuh di sela perjalanan. Pukul 7:52 teman kami ada yang merasa sakit perut kemudian ia meminum obat agar tidak terlalu sakit dan bisa berjalan. Kami pun berjalan kembali pada pukul 7:55 dengan jalan tidak terlalu terburu-buru, kami berjalan santai karena ada beberapa teman kami yang merasa kelelahan ditambah medan yang mulai menantang kaki agar naik lebih tinggi lagi. Setelah berjalan sekitar 9 menit pada pukul 8:04 kami akhirnya sampai di pos 2.

Pada pukul 08.04 kami sampai di pos 2. Ciri dari pos 2 sendiri adalah adanya batang pohon yang biasa kami gunakan untuk duduk beristirahat. Perjalanan pos 2 ke pos 3 kami tempuh dengan waktu 44 menit dengan dua kali istirahat. Kondisi jalan setelah melewati pos 2 itu semi merundak. trek nya kebanyakan masih tanah, dan ada sedikit akar. Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 mulai menguras tenaga karena trek nya semakin menanjak, sehingga kami pun memutuskan untuk istirahat sebanyak dua kali dengan melihat kondisi anggota yang lain. Terkadang, ada beberapa tanah dan akar yang basah sehingga membuat pijakan sedikit licin saat kami melewatinya. Setelah 44 menit, kami pun sampai di pos 3.


Pos 3 ini terletak dibawah akar yang besar, sehingga saat kami akin melewati pos 3, kami harus memanjat akar tersebut dengan kondisi akar yang sedikit basah sehingga sedikit licin saat dilewati. Setelah menempuh perjalanan cukup lama dari pos 3 menuju pos 4 dengan jangka waktu 1 jam 28 menit. Sampailah kami di pos 4. Di pos 4 kami menemukan banyak pendaki lain yang beristirahat sambil menunggu kita naik dikarenakan jalan yang cukup sempit, kami juga melakukan peristirahatan selama 2 menit setelah melewati pos 4.

Kami pun sampai di pos 4. Di pos 4 bisa mendirikan tenda tetapi mungkin hanya cukup untuk 1 tenda saja. Tidak ada jalan yang landai setelah pos 4. Banyak tanjakan-tanjakan yang curam setelah jalan dari pos 4. Hal tersebut akan menguras tenaga lebih banyak lagi. Walaupun malam hari hujan, tetapi jalur tidak terlalu licin. Sekitar 30-40 menit jalan sudah mulai landai dari jalur sebelumnya.  Tanjakan tidak terlalu curam dan ukuran jalurnya jadi lebih kecil bahkan ada beberapa jalur yang hanya muat untuk 1 orang saja. Sudah hampir sampai puncak jalur menanjak tapi tidak terlalu curam. Sampai di puncak pukul 10:40 WIB. Area Puncak tidak terlalu luas hanya bisa mendirikan 1-2 tenda kapasitas 4 orang. Di sebelah Puncak lebih turun sedikit ada area untuk mendirikan tenda atau biasa disebut dengan Puncak Bayangan. Area di sana lebih luas dari pada yang di Puncak.




Pendakian pada : November 2019
Pendakian oleh : Angkatan Puspa Nirmala
DPH BB-PN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar