Sabtu, 31 Mei 2025

Pentingnya Manajemen Perjalanan Dalam Pendakian

Fungsi utama dari manajemen perjalanan pendakian ini adalah mengatur segala aspek yang berkaitan dengan perjalanan, mulai dari perencanaan biaya, perbekalan makanan, perlengkapan yang sesuai dengan medan dan cuaca, hingga kesiapan fisik pendaki. Selain itu, manajemen juga mencakup antisipasi terhadap risiko terburuk, seperti ketersediaan obat-obatan, alat komunikasi, serta penguasaan teknik bertahan hidup (survival), navigasi darat, pertolongan pertama gawat darurat (PPGD), dan sebagainya. Aspek lainnya yang tidak kalah penting adalah pengelolaan transportasi, perizinan, dan kebutuhan administratif lainnya.

Tahapan manajemen perjalanan ini dapat dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu: 
1. Tahap persiapan
Langkah yang pertama adalah penentuan tujuan. Tujuan di sini terdapat dua bagian, yaitu tujuan umum (general goal) dan tujuan khusus (specific goal). Tujuan umum adalah tujuan perjalanan kita akan kemana. Selanjut nya ketika kita sudah memiliki tujuan, kita juga harus memikirkan tujuan cadangan. Yang gunanya ketika tujuan awal kita tidak bisa dilakukan dengan berbagai alasan. Selesai kita menentukan tujuan pendakian langkah berikutnya adalah memikirkan lama waktu perjalanan. Selanjutnya kita harus menginventarisir segala kebutuhan untuk perjalanan pendakian kali ini. Beberapa diantaranya adalah : 
- Team 
- Peralatan 
- Logistik atau konsumsi
- Obat-obatan
- Administrasi 
- Transportasi 
- Pembiayaan

2. Tahap pelaksanaan
 Tahap pelaksanaan dilakukan jika tahap persiapan sudah selesai. Tahap pelaksanaan adalah wujud dari realisasi tahap perencanaan. Segala yang sudah kita rencanakan secara matang kita laksanakan sesuai dengan prosedur yang kita buat. Dalam pelaksanaan perjalanan, jangan sekalipun melanggar apa yang sudah kita rencanakan. Kita bisa membuat aturan untuk diri kita sendiri, belajar disiplin dari diri kita sendiri. Lakukan perjalanan hanya sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Kecuali jika kondisi alam di lapangan menuntut yang berbeda.  Salah satu fungsi persiapan adalah untuk membuat prediksi-prediksi perubahan kondisi dimana kita harus membuat rencana cadangan untuk menghadapinya. Jika kita melakukan perjalanan yang sudah terencana dengan baik dan disiplin sesuai dengan perencanaan, maka tujuan perjalanan kita akan dengan mudah kita capai.

3. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan ketika perjalanan sudah selesai. Evaluasi bersifat sangat penting karena bisa digunakan untuk mengetahui segala kendala yang terjadi selama perjalanan dan digunakan untuk antisipasi pada perjalanan berikutnya. Dalam setiap aktifitas seharusnya ada pembelajaran. Pembelajaran bermanfaat untuk proses pendewasaan diri dan untuk memperbaiki aktifitas-aktifitas kita selanjutnya. Begitu pula dengan perjalanan pendakian.

Kegiatan mendaki gunung adalah aktivitas yang berisiko tinggi. Banyak insiden kecelakaan yang terjadi di kegiatan tersebut, bahkan ada yang memakan korban. Kita sebagai manusia yang diberikan akal dan nalar harus mampu belajar dan mengantisipasi dengan bijak segala kemungkinan buruk saat mendaki.

Rabu, 23 April 2025

Keselamatan di Gunung: Teknik Dasar pendakian yang wajib Diketahui

Mountaineering merupakan kegiatan alam bebas salah satunya pendakian dengan berbagai tantangan medan. Tujuannya bukan hanya mencapai puncak, tetapi juga kembali dengan selamat. Berikut teknik dan persiapan dasar yang wajib diketahui: 

1. Teknik Dasar Keselamatan

– Self-Arrest Digunakan saat tergelincir di jalur curam atau licin. Gunakan tangan, lutut, atau trekking pole untuk menghentikan laju jatuh. Umum diterapkan di gunung seperti Merapi atau Semeru.

– Crevasse Rescue Lokal Meski tak ada es, teknik ini berguna saat rekan jatuh ke jurang kecil atau parit. Gunakan tali, simpul, atau alat bantu untuk mengevakuasi korban—sering diterapkan di Gunung Salak atau Lawu.

– Self-Rescue Kemampuan bertahan saat terpisah dari tim atau terluka ringan. Termasuk membuat bivak darurat, mencari sumber air, dan menggunakan peluit untuk meminta bantuan.

2. Persiapan Sebelum Pendakian

– Fisik dan Mental

Hiking bukan hanya soal kekuatan fisik, tapi juga kesiapan mental. Latih fisik dengan jogging atau jalan kaki secara rutin sebelum mendaki. Selain itu, siapkan mental untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem, jalur terjal, atau kemungkinan tersesat.

– Riset Gunung dan Jalur Pendakian

Cari tau tingkat kesulitan, kondisi cuaca, estimasi waktu pendakian, dan titik-titik penting seperti sumber air atau pos

peristirahatan. Informasi ini akan membantu dalam menyusun

strategi perjalanan dan meminimalisir risiko.

– Gunakan Perlengkapan yang Tepat

Keselamatan juga bergantung pada perlengkapan yang digunakan. Manajemen Waktu dan Energi Jangan terlalu memaksakan diri untuk cepat sampai ke puncak. Jaga ritme pendakian, istirahat secara berkala, dan pastikan tubuh tetap terhidrasi. Ambil satu langkah ke depan saat Anda menarik napas dan langkah lain saat Anda menghembuskan napas. Jika

ada lereng yang curam, naik satu langkah ke atas bernapas 2-3 kali lalu ambil langkah lain.

Beberapa barang yang wajib dibawa antara lain:

1. Sepatu gunung dengan grip yang baik

2. Jaket tahan air dan dingin

3. Headlamp atau senter

4. P3K

5. Peralatan Navigasi

6. Makanan dan air yang cukup

7. Peralatan Survival dsb

– Manajemen Waktu dan Energi

Jangan terlalu memaksakan diri untuk cepat sampai ke puncak. Jaga ritme pendakian, istirahat secara berkala, dan pastikan tubuh tetap terhidrasi. Ambil satu langkah ke depan saat Anda menarik

napas dan langkah lain saat Anda menghembuskan napas. Jika

ada lereng yang curam, naik satu langkah ke atas bernapas 2-3 kali lalu ambil langkah lain.

3. Patuhi Etika dan Peraturan Gunung

Gunung bukan tempat untuk uji nyali atau adu keberanian. Hormati alam, jangan buang sampah sembarangan, dan ikuti semua aturan yang berlaku di area pendakian.

Keselamatan adalah pondasi utama dalam setiap pendakian. Menguasai teknik dasar seperti self-arrest dan self-rescue, mempersiapkan fisik dan perlengkapan, serta memahami jalur pendakian adalah langkah krusial untuk meminimalisir risiko. Jangan abaikan etika dan peraturan gunung karena tujuan sejati bukan hanya mencapai puncak, tapi juga kembali dengan selamat.

Jumat, 28 Februari 2025

MEMBUAT KOMPAS DARURAT DENGAN BAHAN SEDERHANA


Kompas merupakan salah satu komponen utama dalam sebuah pendakian. Dengan menggunakan Kompas, arah pendakian dapat dituju dengan jelas. Namun, tidak dapat dipungkiri apabila pada saat pendakian tidak membawa atau kehilangan kompas. Untuk mengatasi hal tersebut, membuat kompas darurat dengan bahan-bahan sederhana dapat sangat berguna dalam situasi survival. 

Bahan-bahan yang dibutuhkan:
1. Jarum atau benda logam kecil (seperti jarum jahit atau klip kertas)
2. Magnet/peralatan yang terbuat dari besi, bisa menggunakan magnet dari barang-barang yang ada di sekitar contohnya pisau survival
3. Mangkuk kecil/nesting untuk menampung air
4. Air (secukupnya)
5. Selembar kain atau kapas (untuk mengeringkan)
6. Kertas, kayu, atau daun (untuk tempat meletakkan jarum)

Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat kompas darurat:
1. Magnetisasi Jarum
   - Ambil jarum atau benda logam kecil.
   - Gosokkan magnet/peralatan yang terbuat dari besi ke jarum dalam satu arah (sekitar 30-50 kali). Ini akan membuat jarum tersebut menjadi magnetik.

2. Menyediakan Permukaan/Genangan Air
Isi mangkuk atau nesting dengan air cukup untuk merendam bagian bawah jarum.

3. Membuat Permukaan Terapung
Ambil selembar kertas kecil, kayu kecil,  atau daun dan letakkan di atas air. Komponen ini akan bertindak sebagai dasar tempat jarum akan mengapung.
   
4. Menempatkan Jarum:
Letakkan jarum yang sudah dimagnetisasi dengan hati-hati di atas permukaan kertas, kayu, atau daun. Jarum ini akan terbalik dan mengarah ke arah utara-selatan karena sifat magnetiknya.

5. Melihat Arah Kompas:
 Jarum akan mengarah ke utara-selatan (tergantung pada kutub magnet jarum).

Jika memungkinkan, coba buat kompas darurat ini di tempat yang minim gangguan medan magnet kuat (seperti di dekat alat elektronik besar atau benda logam). Kompas Darurat ini juga tidak seakurat kompas profesional, tetapi dapat membantu dalam keadaan darurat. Dengan cara ini, Anda dapat membuat alat penunjuk arah yang sederhana namun efektif serta bisa menentukan Arah Kiblat ketika Anda tidak membawa kompas bidik ataupun kompas orientasi ya Ratts!